Kesan mewah sering sudah tidak tampak lagi pada rumah-rumah tua. Yang dulunya rumah elit kini hanya apartemen murah, karena bangunan-bangunan tersebut sekarang sudah tua dan tidak nyaman. Posisi kamar-kamar mandi di sembarang tempat, jendela-jendela kurang rapat, dan angin dingin bisa masuk. Pembagian kamar-kamarnya dibuat sembarangan, kamar mandi sering masih berada di luar, di gang. Dengan kekurangan-kekurangan ini apartemen-apartemen dalam bangunan tua menjadi relatif murah. Di daerah kami yang padat orang cenderung tinggal di gedung tua karena murahnya.
Sementara itu banyak pula yang merenovasi gedung-gedung tua, terutama setelah adanya ,,Denkmalschutzgesetz“, yaitu undang-undang yang melarang merobohkan atau merubah bangunan lama yang berkarakter khas. Rumah tua yang sudah direnovasi biasanya menjadi tempat sewa yang mahal, namun demikian banyak orang yang suka tinggal disana.
Bangunan-bangunan tua ini direnovasi secara bertahap. Apartemen digarap satu per satu. Karena itu kalangan sosial yang tinggal dalam bangunan begini berneka ragam. Apartemen yang masih jelek dan murah dihuni oleh orang miskin, sedangkan yang sudah direnovasi dan mahal untuk orang yang beruang. Disana kita bisa saksikan realitas kehidupan dari berbagai kalangan sosial di Jerman.
Seperti itulah suasana rumah Hauptstraße 117 dan karenanya tempat ini sangat cocok untuk pembuatan film ini.
Dalam film ini kita bisa menyaksikan proses renovasi pada bangunan rumah. Pada bagian awal pembuatan film jendela-jendela di bawah belum diganti dengan jendela antik yang khas untuk rumah itu. Dalam bab terarkhir, kita lihat tukang cat sedang merenovasi jendela itu. Dan juga kita lihat Elsbeth yang sedang merasa kuatir takut uang kontrakan akan naik.