Robert Tomasek berasal dari Ceko, adalah contoh manusia gagal di tahun sembilan puluhan. Setelah Blok Timur ambruk digantikan dengan sistem kapitalisme Robert kesulitan mencari nafkah. Tanpa pendidikan yang cukup dia tidak bisa mendapat pekerjaan. Sewaktu Ceko masih berupa negara sosialis dia bisa mencari nafkah untuk keluarganya di pasar gelap (ilegal). Di negara-negara barat dia akan cocok jadi manager, karena dia sangat pintar mengorganisir sesuatu.
Seperti banyak orang lain dari Blok Timur, Robert bersama ketiga anak dan istrinya yang asal Jerman, berimigrasi ke Jerman pada tahun 1990. Mereka berharap menemukan keberuntungan di Barat, “surga dengan segala kemungkinan”. Tapi harapan itu cuma impian, keluarga Tomasek terdampar di suatu tempat penampungan untuk imigran dari Blok Timur. Selama dua tahun mereka tinggal berlima dalam satu kamar berukuran 5 x 4 meter. Di Jerman penting sekali mempunyai tempat tinggal yang cukup luas. Dengan cuaca yang kurang ramah orang-orang cenderung tinggal di dalam. Kalau tempat tinggal terlalu sempit, otomatis satu sama lain akan saling mengganggu.
Sewaktu di rumah penampungan keluarga Tomasek merasa seperti di tempat pembuangan. Dari sana mereka tidak dapat berhubungan sosial dengan orang lain, karena alamatnya terlalu jelek. Orang Jerman menghindari tempat begini. Dua tahun keluarga Tomasek mencari tempat lain yang cukup besar tapi masih dalam batas kemampuan mereka. Tapi untuk keluarga besar dengan 3 anak kecil apartement murah di daerah ramai sulit didapat. Dan jumlah apartemen yang tersedia di daerah lowongan kerja semakin sedikit. Terarkhir pada tahun 1992 keluarga Tomasek menempati apartement yang agak mahal, tapi cuma 40 meter persegi; sungguh sangat sempit untuk menampung lima orang. Disana cuma ada satu ruangan untuk memasak, tempat anak bermain dan tidur.
Rekomendasi pemerintah untuk luas tempat hunian bagi keluarga dengan 5 orang adalah 105 meter persegi. Atau 21 meter persegi per orang. Tapi keluarga Tomasek belum menemukan tempat tinggal yang luas begini. Waktu itu mereka tidak tahan lagi tinggal lebih lama di tempat penampungan. Mereka ingin hidup normal lagi. Perkawinan mereka sudah retak, dan Robert dan Susanne cuma bisa saling menyalahkan satu sama lain.
Keluarga Tomasek hidup dari subsidi pemerintah, yang disebut “Sozialhilfe”. Ini merupakan bantuan untuk orang yang sama sekali tidak mampu. Pemerintah menanggung uang makan (memasak sendiri), tempat tinggal (dengan batas harga), uang kesehatan dan kebutuhan lain-lain yang mendasar..
Dulu Robert sangat populer di Praha. Dia sukses dengan usahanya. Tapi di Jerman dia sulit sekali mendapat pekerjaan, karena dia tidak mempunyai pendidikan khusus. Dia juga tidak bisa membuka usaha sendiri, karena tidak mengenal siapa-siapa, dan tidak mempunyai modal.
Dia sudah tidak bisa menghitung berapa kali dia pergi ke Kantor Tenaga Kerja. Kalau ada tawaran pekerjaan temporer saja Robert sudah senang. Tetapi orang-orang kantor selalu bilang: tidak ada pekerjaan untuk Robert. Robert sudah hafal kata-kata dan gerak tubuh mereka untuk menolak dia. Dia tidak perlu menunggu lagi sampai mereka selesai bicara (bab 1).
Cuma ada satu yang Robert bisa lakukan: Kerja kuli, pekerjaan yang sangat berat dan memerlukan ketahanan fisik. Tetapi Robert bukan orang lapangan, dan kondisi fisiknya lemah. Dia tidak mampu melakukan pekerjaan fisik yang berat.
Robert sudah pasrah pada kenyataan. Dia sudah tidak mampu lagi meneruskan, harapannya punah. Dulu optimismenya besar. Sehingga terlalu besar pula rasa kekecewaannya. Untuknya sudah jelas: situasi buntu. Robert hidup dalam masyarakat menengah, tapi dia sendiri merasa sebagai sampah. Dia merasa tidak punya masa depan, dalam luapan pengganguran di sana sini.
Padahal di negaranya dulu Robert selalu sukses. Di negaranya yang sosialis dia melakukan cara kapitalis, dan sukses. Tapi kenapa disini dia kalah?
Robert tambah menderita karena istrinya selalu mengomel. Robert merasa sedih dan sangat tertekan karena terisolir di tempat tinggalnya yang sangat sempit. Terlintas di benaknya: ”Mungkin lebih baik anak-anak tidak pernah lahir ke dunia”. Dia ingin mati saja. Baginya tidak ada jalan keluar. Robert lari ke alkohol dan menonton TV terus menerus untuk melupakan kenyataan.
Waktu Ibu Hinz menawarkan dia pekerjaan di perusaahan Motzkau, Robert langsung mau. Walaupun sebenarnya dia takut ketinggian dan tidak mampu kerja berat. Sistim kerjanya borongan dan dia harus sanggup mengangkat barang seberat 25 kilo, terus menerus selama delapan jam sehari. Lalu persengketaannya dengan teman sekerja Toni turut menghilangkan semangat Robert. Robert merasa dia adalah manusia yang tidak berarti, yang sangat jelek. Waktu dia terjatuh dari esteger, sebenarnya jiwanya sudah jatuh duluan.
Tapi kadang-kadang krisis yang sangat dalam bisa membawa perubahan….
|