Menurut psikolog dan ahli pendidikan sangat penting bagi orang muda untuk belajar dari pengalaman bagaimana mengurus hidup mereka sendiri. Mereka harus mengambil tanggung jawab penuh bagi diri sendiri, supaya menjadi dewasa dengan pikiran yang kritis dan mandiri.
Baru pada umur 27 tahun Ulli mulai mengurus rumah tangga sendiri, setelah pindah bersama pacarnya. Dia lebih menikmati tinggal bersama orang tuanya, seperti umumnya anak muda seumur dia. Ibunya mengurus pakaian dan menyiapkan makanannya. Dia tidak harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menyewa tempat tinggal. Orang tuanya mengurus segala keperluannya.
Ulli termasuk kelompok baru dalam masyarakat Jerman barat dulu. Dia merupakan anak tunggal dari keluarga kelas menengah, yang dibesarkan dengan materi yang berlimpah, dan termasuk generasi warisan.
Kebanyakan keluarga di Jerman (sekitar 70%) adalah keluarga kecil, dengan satu atau dua anak. Banyak anak yang lahir setelah tahun 1965 menikmati banyak kemudahan, mendapatkan apa saja yang mereka inginkan sejak mereka lahir. Ibu-ibu bekerja keras mengurus anak, memenuhi segala macam kebutuhannya.
Anak-anak terhindar dari kekerasan, keharusan bekerja, tanggung jawab sosial, peperangan, penyakit parah, kematian dan lain-lain. Mereka terlindung dari pengalaman pahit, yang untuk orang dewasa merupakan realitas sehari-hari. Karena itu mereka hidup lebih lama di dunia anak-anak, dan lambat untuk menjadi dewasa. Mereka sering egoistik, dengan tanggung jawab sosial yang rendah, dan tidak peduli dengan urusan keuangan sendiri. Ketika mereka harus lepas dari orang tuanya, seperti Ulli dalam film, mereka seringkali langsung memilih kehidupan bersama pasangan, supaya dapat berbagi tanggung jawab.
Tapi kehidupan yang menjadi tradisi setelah perang dunia kedua ini digoncang oleh gerakan mahasiswa tahun 1968. Salah satu perubahan dari gerakan ini adalah kebebasan anak muda untuk tinggal sendiri atau bersama kelompok anak muda lain. Disana mereka bisa hidup bebas, sesuai keinginan mereka. Mereka menciptakan cara hidup yang baru bersama-sama kelompok anak muda lain. Termasuk membiayai dan mengurus kebutuhan hidup sendiri!
Namun rasa kesepian setelah lepas dari orang tua atau kewajiban mengurus diri sendiri dalam kelompok hidup yang baru, juga menjadi pengalaman baru bagi mereka.
Lalu sekitar tahun 1985 keinginan untuk berdiri sendiri merosot. Cita-cita akan kebebasan, kecuali kebebasan seks, dari gerakan 1968 hampir punah. Kaum muda sekarang sering menikmati kehidupan seksual di rumah orang tuanya, walaupun belum menikah.
Di tahun-tahun delapanpuluhan perekonomian di Jerman sedang bagus, dan kesejahteraan kaum menengah meningkat. Alhasil setiap orang di dalam satu tempat tinggal (apartemen/rumah) bisa mempunyai kamar sendiri. Sejak itu, tidak ada dorongan kuat lagi bagi anak muda untuk cepat pindah rumah dari orang tuanya. (Orang Jerman secara sinis menyebutnya “Hotel Mama”).
Perlengkapan rumah tangga yang pertama kali mereka miliki, seperti kita lihat di apartement Ulli dan Tina, seringkali mirip dengan yang di rumah tangga orang tuanya. Saat ini pasangan muda secara ekonomis sudah aman. Pendidikan sudah mereka selesaikan. Mereka juga memiliki asuransi jiwa, asuransi kesehatan, tabungan untuk membangun rumah, dan dapur mewah.
Di tempat kerja mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan, termasuk disiplin. Sedangkan di rumah, pikiran mereka terfokus pada kehidupan pribadi, teman-teman dekat, liburan, karir, dan keluarga. Tidak lagi pencarian atau eksperimen dengan ide-ide baru kehidupan, mereka sekarang puas dengan keadaan, dan mempertahankan status quo ini.
